Hidup Tanpa Rasa Kecewa

Kecewa memang salah satu isi kehidupan. Tapi jika meladeni kecewa selalu mampir di kehidupan kita maka kita akan terus tersiksa dan tidak bahagia. Oleh sebab itu, jangan terlalu sering kecewa dengan apa yang kita peroleh!
Pada waktu kita mendapatkan nikmat dari Allah, ternyata kita masih sering merasa kurang. Dalam bekerja, kita merasa pekerjaan kita melelahkan, gaji sedikit, bahkan jabatan tidak naik-naik. Di rumah juga demikian, kita merasa sering tidak cocok dengan pasangan kita, merasa anak-anak kita kurang pandai, kurang berbakti, dan sebagainya. Sebenarnya, semua rangkaian keluhan itulah yang membuat kita tidak bersyukur, yang akhirnya kita merasa kecewa.
Jangan merasa kecewa dengan apa yang kita peroleh! Coba kita renungkan, apa yang kita pikirkan pada saat mencari pekerjaan? Pasti yang terpikir adalah yang penting dapat pekerjaan. Kita tidak berpikir apakah pekerjaan itu akan membuat kita lelah, kapan gaji naik, apalagi kapan naik jabatan. Dapat pekerjaan saja, kita sudah puas dan bersyukur. Iya kan? Saat itu kita cukup bersyukur karena masih banyak yang belum mendapat pekerjaan atau bahkan yang tidak mampu bekerja.
Misal yang lain, tentang saat kita berharap jodoh. Cukup kita dapat dan sampai di pelaminan kita sudah sangat bersyukur. Wah, kebahagiaan menyelimuti dengan sangat hangat! Kita tidak pernah berpikir nanti akan ada gesekan, ketidakcocokan, perbedaan pandangan, ide, dan sebagainya. Saat itu kita cukup bersyukur karena masih banyak yang menunggu jodoh atau bahkan ditinggal pasangannya.
Juga saat kita berada di detik-detik menunggu anak kita lahir. Anak kita lahir dengan selamat adalah alasan terbesar kita untuk sangat bersyukur dan bahagia. Pada saat itu kita tidak berpikir ranking berapa dia saat sekolah nantinya, sejenius apa anak kita kelak, sebaik apa dia nantinya, dan hal-hal lain. Saat itu kita bersyukur karena masih banyak yang menunggu momongan atau bahkan kehilangan buah hati.
Hiduplah tanpa rasa kecewa! Jika sekarang pekerjaan sedang menumpuk dan menuntut banyak energi dari kita, disyukuri saja. Andai saat ini keluarga kita sedang meminta kesabaran kita, ayo, persembahkan yang terbaik untuk keluarga kita. Terlebih jika memang saat ini anak kita sedang menjadi ujian bagi kita, mari, berjuang bersama mereka untuk mewujudkan harapan bersama. Ingat kembali momentum awal saat kita menerima semua itu dengan rasa syukur dan bahagia yang tiada bersyarat.
Jangan merasa kecewa dengan apa yang kita peroleh! Itulah mengapa dalam doa sehari-hari, hendaknya kita tidak hanya sibuk meminta kepada Allah swt., tetapi kita juga perlu mengungkapkan rasa syukur kita.[]
pengalaman banget kecewa sama manusia, kapok. nyesel. tapi Alhamdulillah jadi pelajaran
Terima kasih sudah diingatkan lagi, Mbak! Manusia memang sering berandai-andai, memasang ekspetasi tingi hingga akhirnya jatuh pada lubang kecewa.
seringnya merasa kecewa sama yang gak bisa diperoleh. tapi untungnya gak sampe berlarut larut sih
Coba misalkan baju berkancingnya diganti dengan baju yang ada karakter Ultraman, mungkin akan berbeda haha (sering dan suka dipake)
Kecewa terjadi karena ada gap antara harapan dan kenyataan. Antara idealita dan realita. Agar tak terlalu kecewa, harus dimenej harapannya 🙂
Siap, Bunda Afra….
Melted, bunda mampir blog saya…